Monday 4 June 2012

UNTUKMU CALON IMAMKU,,


Wahai seseorang yang telah tertulis di lauhul mahfudz,
Imamku dan ayah dari anak-anakku, engkau yang akan bersamaku dalam perjalanan nanti…
Apakah yg sedang kau lakukan disana?

Aku percaya kau sedang memperbaiki dirimu, memantaskan dirimu tuk menjadi imam bagi tulang rusukmu dan buah hatimu kelak…

Aku percaya kau sedang menempa dirimu dalam beribu cobaan dengan menelantarkan dirimu sendiri pada medan dakwah dan problematika ummat… mencampakkan jauh egomu, membaktikan dirimu tuk ummat…

Aku percaya kau sedang mengkaji, kau sedang belajar, belajar ilmu dunia terutama ilmu akhirat, yang akan kau gunakan dalam mendidikku dan buah hati kita nanti…

Aku percaya Quran selalu ada dalam hatimu, selalu terucap dari bibirmu dan dzikir slalu melantun menemani langkah jihadmu…

Aku percaya kau sedang menundukkan pandanganmu, menjaga hatimu dan mencampakkan hawa nafsumu…

Aku percaya kau sudah merancang hidupmu, hidup kita, keluarga kita, nantinya juga untuk dakwah, untuk ummat, dan hanya kerana_Nya…

Aku percaya,kau sedang memantaskan diri dan terus memperbaiki diri dsana, di belahan bumi manapun kau berada…

Aku pun begitu wahai calon imamku…

Aku sedang belajar… belajar menempa diri, menjauhkan egoku demi ummat, membaktikan diriku untuk orang lain, agar baktiku padamu pun sempurna…

Aku sedang belajar, meniti dakwahku, meniti cita-cita duniaku, meniti cita-cita akhiratku, agar kelak keluarga islami dan kluarga Qur’ani yg aku inginkan nanti dapat kubangun bersamamu… kerana kau tahu? Meskipun kau Imamku, ibu adalah madrasah pertama bagi mujahidah kecilnya nanti…

Aku sedang belajar menjaga diri, menjaga pandangan dan hatiku, agar ketika kau memiliki hati ini, hati ini masih utuh sempurna hanya untukmu…

Aku sedang menempa diri, untuk menjadi seorang Khadijah untukmu, yang menjadi tempatmu membagi resah… seseorang yang kau datang padanya, saat kau tak tahu lagi akan datang pada siapa… seseorang yang menguatkanmu dan menggenggam slalu tanganmu dalam perjalanan jihadmu…

Akupun ingin menjadi ‘Aisyahmu, seorang yang membuatmu tersenyum dan kembali ceria saat penatmu mulai datang, seorang yang menyerap ilmu darimu dengan sempurna dan membenarkan apa-apa yang salah dalam lakumu, seseorang yang mencintaimu dengan cemburunya, namun kau rasakan sakitnya,saat ia tersakiti, hingga kau katakan pada yg lain “janganlah kau sakiti aku dengan cara menyakti ‘Aisyah”…

Aku ingin menjadi Fatimah, yang tak kau bagi cintamu pada yang lain.. bukan kerana aku tak percaya kau tidak dapat berlaku adil, tapi kerana aku ingin mencintaimu dengan sempurna, tanpa diganggu oleh cemburuku, itu saja !!

Tak kalah lagi, aku ingin menjadi seperti ibunda Hajar, yang tak gentar saat kau tinggalkan di padang pasir tandus dengan seorang bayi mungil di pelukan.. tak takut akan kehilanganmu, kerana keyakinanku pada Rabbku lebih besar daripada yakinku padamu… cintaku padamu, tak akan mengalahkan cintaku pada Rabbku…

Usahaku ini tidak mudah , begitupun usahamu..kuyakin itu..
Maka tetaplah dalam jihadmu..tetaplah dalam usahamu..tetaplah dalam ikhtiarmu… aku yakin kau kuat disana, dan doakanlah agar akupun kuat disini dalam jihad dan ikhtiarku…bawalah aku dalam tiap doa dan sujudmu, kumohon… kerana doa yg dapat menolongku…

Hingga saatnya, kita bertemu dalam ikatan suci menyempurnakan separuh dien… dan kita akan melanjutkan jihad kita bersama…

Dan nanti..terimalah aku apa adanya jika aku belum bisa menjadi Khadijahmu, ‘Aisyahmu atau bahkan menjadi seperti ibunda Hajar… tapi bimbinglah aku menjadi seperti mereka… dan kita bimbing bersama mujahid muda kita nanti tuk melanjutkan perjuangan dakwah ini…

Teruntukmu yang ada disana,kuatlah..dan bersabarlah…
Bawalah aku dalam doa dan sujudmu, agar cinta kita nanti, hanya kerana-Nya…Aamiin,

‎"Bimbinglah aku ke Surga-Nya wahai suamiku"


Saat diriku rela pergi bersama dirimu,
kutinggalkan orang tua dan sanak saudaraku,
ku ingin engkaulah yang mengisi kekosongan
hatiku. Naungilah diriku dengan kasih
sayang, dan senyuman darimu.

Ku ingat pula
saat aku ragu memilih siapa pendampingku,
ketakwaan yang terlihat dalam kehidupan
seharianmulah yang mempesona diriku.
Bukankah sahabat Rasulullah Shallallaahu
‘Alaihi Wa Sallam, 'Ali bin Abi Thaalib saat
ditanya oleh seorang, “Sesungguhnya aku
mempunyai seorang anak perempuan,
dengan siapakah sepatutnya aku nikahkan
dia?” Ali pun menjawab, “Kawinkanlah dia
dengan lelaki yang bertakwa kepada Allaah,
sebab jika laki-laki itu mencintainya maka dia
akan memuliakannya, dan jika ia tidak
menyukainya maka dia tidak akan
menzaliminya.” Ku harap engkaulah laki-laki
itu,

duhai suamiku.
Saat terjadi kesalahan yang tak sengaja ku
lakukan, mungkin saat itu engkau
mendambakan diriku sebagai isteri tanpa
kekurangan dan kelemahan, sedarlah,
sesungguhnya egois telah menguasai dirimu.
Perbaikilah kekurangan diriku dengan lemah
lembut, janganlah kasar terhadapku.
Bukankah Rasulullaah Shallallaahu ‘Alaihi Wa
Sallam telah mengajarkan kepada dirimu,
saat Muawiah bin Ubaidah bertanya kepada
beliau tentang tanggungjawab suami
terhadap isteri, beliaupun menjawab, “Dia
memberinya makan ketika ia makan, dan
memberinya pakaian ketika dia berpakaian.”
Janganlah engkau keras terhadapku, karena
Rasulullaah Shallallaahu ‘Alaihi Wa Sallam
pun tak pernah berbuat kasar terhadap
isteri-isterinya.

Duhai Suamiku…
Tahukah engkau anugerah yang akan engkau
terima dari Allah di akhirat kelak?
Tahukah engkau pula balasan yang akan
dianugerahkan kepada suami-suami yang
berlaku baik terhadap isteri-isteri mereka?
Renungkanlah bahwa, “Mereka yang berlaku
adil, kelak di hari kiamat akan bertahta di
singgasana yang terbuat dari cahaya. Mereka
adalah orang yang berlaku adil ketika
menghukum, dan adil terhadap istri-istri
mereka serta orang-orang yang menjadi
tanggungjawabnya.” [Hadits Riwayat
Muslim]. Kudoakan bahwa engkaulah yang
kelak salah satu yang menempati singgasana
tersebut, dan aku adalah permaisuri di
istanamu.
Jika engkau ada waktu ajarkanlah diriku
dengan ilmu yang telah Allaah berikan
kepadamu. Apabila engkau sibuk, maka
biarkan aku menuntut ilmu, namun tak akan
kulupakan tanggungjawabku, sehingga kelak
diriku dapat menjadi sekolah buat putera-
puetrimu. Bukankah seorang ibu adalah
madrasah ilmu pertama buat putera-
puterinya? Semoga engkau selalu
mendampingiku dalam mendidik putera-
puteri kita dan bertakwa kepada Allah.

Wahai Allah,
Engkau-lah saksi ikatan hati ini…Aku telah
jatuh cinta kepada lelaki pasangan hidup
ku,jadikanlah cinta ku pada suamiku ini
sebagai penambah kekuatan ku untuk
mencintai-Mu.Namun, kumohon pula,
jagalah cintaku ini agar tidak melebihi
cintaku kepada-Mu,hingga aku tidak terjatuh
pada jurang cinta yang semu,jagalah hatiku
padanya agar tidak berpaling pada hati-Mu.
Jika ia rindu,jadikanlah rindu syahid di jalan-
Mu lebih ia rindukan daripada kerinduannya
terhadapku,jadikan pula kerinduan
terhadapku tidak melupakan kerinduannya
terhadap surga-Mu.Bila cintaku padanya
telah mengalahkan cintaku kepada-
Mu,ingatkanlah diriku, jangan Engkau
biarkan aku tertatih kemudian tergapai-gapai
merengkuh cinta-Mu.

Ya Allaah,Engkau mengetahui bahwa hati-
hati ini telah berhimpun dalam cinta pada-
Mu,telah berjumpa pada taat pada-Mu,telah
bersatu dalam dakwah pada-Mu,telah
berpadu dalam membela syariat-
Mu.Kokohkanlah ya Allah ikatannya.
Kekalkanlah cintanya.Tunjukilah jalan-
jalannya. Penuhilah hati-hati ini dengan nur-
Mu yang tiada pernah pudar.
Lapangkanlah dada-dada kami dengan
limpahan keimanan kepada-Mu dan
keindahan bertawakal di jalan-Mu.Aamin yaa
Rabbal 'aalamiin.